Monday, December 17, 2012

proses, hasil, dan berjuang!

"Pak mau tanya, stand simPATI untuk tukar poin FMM ini udah bubar ato belum mulai ya?"
"Belom ada"
"Mulainya jam berapa ya, pak?"
"Siang"
"Ini udah jam 12 siang, pak"
"Oh, gak tau nanti jam berapa?"

Itu tadi adalah kutipan percakapan  antara saya dengan bapak keamanan yang ada di Empire XXI Yogyakarta, hari Jumat 14 Desember kemarin. Saya gak ngerti kejadian apa yang baru saja dialamin oleh bapak itu, yang jelas, dia tidak menjawab pertanyaan saya dengan ramah. Mungkin dia agak menyesali jawaban ala kadarnya itu. Ketika dia menjawab dengan satu kata "siang" itu, harusnya dia sadar kalo nenek-nenek ngungsi juga tau saat itu udah siang. Terus apa yang sebenernya bapak itu sedang fikirkan ya?

Tidak jarang lingkungan kita begitu tidak pedulinya dengan apa yang baru saja kita alami. Yang mereka tau adalah kita harus bersikap baik. Selalu begitu. Setiap waktu. Tanpa kompromi.
Bayangkan kamu adalah frontliners sebuah tempat makan dan kamu baru saja mengalami hari yang buruk dalam perjalananmu menuju tempat kerja. Bangun kesiangan, diomelin istri, anak nangis gak berenti-berenti, kunci motor hilang, ban motor bocor, sadar kalo dompet ketinggalan, dan begitu sampai di kantor masih harus berhadapan dengan pelanggan yang super cerewet dan banyak maunya. HAHA!

Kadang kita tidak ngelihat sesuatu itu dari hasil sebuah proses yang panjang. Kadang kita terlalu fokus kepada hasil, sampai lupa kalo kita juga harus banyak belajar dari sebuah proses. Mungkin dengan melihat prosesnya, kita bisa lebih menghargai hasil akhirnya. Mungkin. Tidak selalu begitu juga pada praktik nyatanya.

Ini nih yang sedikit banyak kejadian di keluarga saya. Ada kalanya orang tua cuma mau ngeliat hasil tanpa mau ikut ambil pusing dengan gimana saya (dan kakak+adik saya) berproses. Mungkin mereka udah sumpek dengan masalah mereka sendiri dan sudah menunaikan kewajibannya sebagai orang tua untuk memfasilitasi anak-anaknya, ya mereka juga gak bisa disalahkan sih. Hehehe.
Kalo udah begini, ya jadi kewajiban si anak untuk ngasi hasil terbaik ke orang tuanya.

Ngiming-ngiming soal proses dan hasil akhir, besok saya akan mempertanggungjawabkan hasil akhir dari proses saya menjadi mahasiswa selama ini. Besok saya akan menjalani sidang akhir tugas akhir saya. Menyambut daftar dosen penguji yang amat sangat menyedihkan, saya mensugesti sidang besok sebagai 'sesi konsultasi dengan 3 dosen pembimbing.' Susah pasti iya, tapi tetap harus dilewati.
Apapun hasil sidang besok, itulah yang akan saya persembahkan untuk orang tua. Untuk yang satu ini, orang tua sangat mau mengerti bagaimana saya berproses dalam menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah :p

Ternyata besok saya tidak sendiri, Ibu juga besok akan menjalani 'sidang akhir'-nya sendiri, kemoterapi terakhir, keenam. Satu lagi berita yang bikin saya bersemangat menghadapi besok. Karena saya tau saya tidak sendiri. Di sana, Ibu juga lagi berjuang, untuk kesehatannya.


Semoga kita tidak perlu lagi takut untuk proses apapun yang sedang kita jalani sekarang ini. Udah deh, sekarang kita sama-sama memaksimalkan memberi proses yang terbaik untuk hasil terbaik juga. Dan semoga kita tidak disibukkan untuk mencapai hasil maksimal untuk diri kita sendiri atau orang lain, tapi tetap diniatkan untuk ibadah. Kalo diniatin untuk cari berkahnya Allah, insya Allah, Dia juga yang akan melancarkan urusan kita nanti. Amin.


"Ibu gak nemenin kamu sidang gakpapa kan, mbak? Kita sama-sama berjuang ya. Semoga urusan kita sama-sama dilancarkan sama Allah."


0 comments: